MEMIMPIN DENGAN KETELADANAN
Oleh
Juanda Sy., M.Si (Han)
Dalam
menilai kepemimpinan, saat ini yang sering terlihat adalah memimpin dengan menyuruh melakukan seperti yang dikatakan
dan sangat sedikit yang menyuruh seperti
yang dilakukan. Banyak contoh menunjukkan adanya dua jenis pemimpin, yaitu
mereka yang memimpin dengan contoh, dan mereka yang berusaha memimpin dengan
retorika. Menurut Anda pemimpin jenis
mana yang hampir selalu mengalami sukses lebih besar dan lebih dipercaya dan
memotivasi orang lain dalam jangka panjang ?
Hasil
penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dan pemerhati kepemimpinan, mereka
memperoleh fakta bahwa selama lebih dari tiga dekade pelatihan terhadap
pemimpin dalam berbagai organisasi dan strata organisasi yang berbeda, baik
pimpinan perusahaan, politik dan organisasi nirlaba, ditemukan suatu kondisi
dimana apabila seseorang dalam posisi kepemimpinan tidak memahami perlunya
memimpin dengan contoh, dan benar-benar memimpin dengan menerapkan jalan itu,
dia tidak akan pernah menjadi seorang pemimpin yang benar-benar efektif.
Kepemimpinan
adalah memotivasi orang lain untuk bergerak mencapai tujuan organisasi dan para
awak diharapkan dapat melakukan lebih dari yang biasanya mereka lakukan, karena
mereka memahami visi dan tujuan yang disampaikan oleh pemimpin organisasi, dan
mereka percaya pada pemimpin sebagai pribadi.
Dalam organisasi, tidak ada orang yang benar-benar termotivasi oleh
pemimpin yang tidak mendapat kepercayaan dan tidak dihormati secara pribadi,
atau dalam istilah lain anak buah tidak akan pernah memberikan hadiah Loyalitas
kepada pemimpin yang tidak mereka percayai.
Satu hal
yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin seperti yang disampaikan oleh Thomas
Morrell bahwa "hadiah besar pertama yang dapat diberikan pada orang lain
adalah contoh yang baik." Seorang pemimpin jika ingin
menjaga kepercayaan anggota atau pengikut, mereka harus dapat memberikan contoh
dan tauladan yang baik, karena
konstituen melihat seorang pemimpin dari apa yang dilakukan. Sementara banyak
pimpinan yang berpura-pura dengan retorika kosong, kata-kata mewah, dan pidato
pidato yang dilakukan yang dalam hampir semua kasus, para pemimpin ini jarang
memperhatikan dampak terhadap konstituen mereka, karena setelah pengaruh
kata-kata memudar, kebanyakan orang akan melihat perbuatan dan tindakan
pimpinan, bukan dari apa yang diucapkannya.
Banyak orang dalam peran
kepemimpinan membuat kesalahan dengan meremehkan konstituen mereka, mereka
berfikir bahwa mempromosikan sesuatu hanya perlu melalui amanat atau hanya
berbicara. Apabila mereka tidak memberi contoh dengan melakukan apa yang
dipromosikan, mereka akan gagal mendapat dukungan dan pengikut.
Diedit 20 Nop 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar