Kamis, 19 November 2015

Memimpin dengan keteladanan

MEMIMPIN DENGAN KETELADANAN
Oleh Juanda Sy., M.Si (Han)

Dalam menilai kepemimpinan, saat ini yang sering terlihat adalah memimpin dengan menyuruh melakukan seperti yang dikatakan dan sangat sedikit yang menyuruh seperti yang dilakukan.    Banyak contoh  menunjukkan adanya dua jenis pemimpin, yaitu mereka yang memimpin dengan contoh, dan mereka yang berusaha memimpin dengan retorika.  Menurut Anda pemimpin jenis mana yang hampir selalu mengalami sukses lebih besar dan lebih dipercaya dan memotivasi orang lain dalam jangka panjang ?
Hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dan pemerhati kepemimpinan, mereka memperoleh fakta bahwa selama lebih dari tiga dekade pelatihan terhadap pemimpin dalam berbagai organisasi dan strata organisasi yang berbeda, baik pimpinan perusahaan, politik dan organisasi nirlaba, ditemukan suatu kondisi dimana apabila seseorang dalam posisi kepemimpinan tidak memahami perlunya memimpin dengan contoh, dan benar-benar memimpin dengan menerapkan jalan itu, dia tidak akan pernah menjadi seorang pemimpin yang benar-benar efektif.  
Kepemimpinan adalah memotivasi orang lain untuk bergerak mencapai tujuan organisasi dan para awak diharapkan dapat melakukan lebih dari yang biasanya mereka lakukan, karena mereka memahami visi dan tujuan yang disampaikan oleh pemimpin organisasi, dan mereka percaya pada pemimpin sebagai pribadi.  Dalam organisasi, tidak ada orang yang benar-benar termotivasi oleh pemimpin yang tidak mendapat kepercayaan dan tidak dihormati secara pribadi, atau dalam istilah lain anak buah tidak akan pernah memberikan hadiah Loyalitas kepada pemimpin yang tidak mereka percayai.

Satu hal yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin seperti yang disampaikan oleh Thomas Morrell bahwa "hadiah besar pertama yang dapat diberikan pada orang lain adalah contoh yang baik."  Seorang pemimpin jika ingin menjaga kepercayaan anggota atau pengikut, mereka harus dapat memberikan contoh dan tauladan yang baik, karena  konstituen melihat seorang pemimpin dari apa yang dilakukan.  Sementara banyak pimpinan yang berpura-pura dengan retorika kosong, kata-kata mewah, dan pidato pidato yang dilakukan yang dalam hampir semua kasus, para pemimpin ini jarang memperhatikan dampak terhadap konstituen mereka, karena setelah pengaruh kata-kata memudar, kebanyakan orang akan melihat perbuatan dan tindakan pimpinan, bukan dari apa yang diucapkannya.
Banyak orang dalam peran kepemimpinan membuat kesalahan dengan meremehkan konstituen mereka, mereka berfikir bahwa mempromosikan sesuatu hanya perlu melalui amanat atau hanya berbicara. Apabila mereka tidak memberi contoh dengan melakukan apa yang dipromosikan, mereka akan gagal mendapat dukungan dan pengikut.
 Diedit  20 Nop 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar